Sunday 28 November 2010

Untuk Direnungkan

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudhu aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engakupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya engkau sudah tak berminat lagi kepadaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan kamarmu...

Adakah diantara kita yang merasa "tertampar" dengan sepenggal syair diatas? Mudah - mudahan tidak. Kalaupun ada yang menjawab "ya", bukankah tidak pernah ada kata terlambat untuk merubahnya?
Termasuk dalam mengembalikan kecintaan kita pada Al- Qur'an.

2 comments: